Newflash

Arca Buddha Menghilang dari Museum Balaputradewa

Arca Buddha dari perunggu peninggalan Kerajaan Sriwijaya abad IX yang tersimpan di ruang pameran Museum Balaputradewa, raib. Benda bersejarah yang ditaksir bernilai ratusan juta ini (jika diperjualbelikan di kalangan kolektor benda bersejarah, Red), menghilang dari tempatnya sejak, Senin (9/3) lalu, tapi baru tercium oleh pihak berwajib dan media massa, Rabu (11/3) siang.

Polisi menduga, kuat kemungkinan ada keterlibatan orang dalam yang terorganisir dalam jaringan atau sindikat internasional jual beli benda bersejarah. Sementara Balai Arkeologi Palembang menyebut, kemungkinan arca tersebut telah dibawa ke Bali untuk diselundupkan ke Eropa.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Museum Balaputradewa, M Syafei Wahid yang dikonfirmasi kemarin, mengatakan, hilangnya arca ini memang belum dilaporkan kepada pihak berwajib sebab pihaknya masih melakukan inventaris. “Kita masih melakukan invetaris terhadap benda-benda bersejarah di museum,” tegas M Syafei Wahid.

Arca itu selama ini berada dalam plakat yang dipajang di lemari pameran di ruang II museum Balaputradewa. Arya itu ditemukan di Bukit Seguntang Palembang oleh seorang anak kecil.

Dalam plakat ini juga disebutkan, Arca identifikasi tangan yang diletakan di atas paha dalam keadaan tapak tangan ke atas dan mudra atau jnana mudra yang diwujudkan sebagai Budha dengan posisi sedang duduk di atas Padmasana. Sementara kaki berada dalam sikap pralambhavadasana atau duduk bersila.

Kepala Balai Arkeologi Palembang, Nurhadi Rangkuti, mengatakan, arca tersebut adalah peninggalan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke IX yang ditemukan di kaki Bukit Siguntang tahun 1991. “Bisa jadi dijual ke luar Indonesia. Jalur biasanya dibawa ke Bali kemudian ke Eropa. Yang sudah-sudah pencurian seperti itu dilakukan oleh jaringan internasional” katanya.

Seorang penjaga museum yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan, arca ini diperkirakan dibuat dari perunggu asli dengan nilai ratusan juta rupiah bahkan miliaran. Arca ini juga bernilai sangat tinggi karena peninggalan kerajaan Sriwijaya.

“Kemungkinan pelakunya orang dalam, tetapi itu perkiraan sementara saja,” katanya.

Penjaga lainnya, Muhofir menduga pelakunya orang dalam itu baru sebatas kemungkinan-kemungkinan saja, tidak diketahui secara persis kapan hilangnya, apakah siang atau malam hari. Namun hilangnya benda bersejarah ini diperkirakan antara rentang waktu Sabtu, Minggu dan Senin lalu.

Sebab menurut PNS kota Palembang ini, benda-benda bersejarah ini dijaga ketat sehingga tidak mungkin orang dari luar dapat memasuki wilayah museum dengan mudah apalagi memasuki ruang pameran. “Yang menjaga selama ini kami. Menjaganya secara bergiliran atau bergantian sejak pagi hingga pagi lagi,” katanya. Sementara itu Rabu (11/3) sekitar pukul 15.00 kemarin, tampak kondisi museum terlihat sepi. Tidak ada penjagaan ketat atau sesuai dengan prosedur tetap (protap).

Sementara di gedung II yang merupakan ruang pameran tempat dimana Arca berada tampak lengang. Dua orang penjaga berseragam hitam putih menemani beberapa siswa SMA di Palembang yang berkunjung.

Lemari tempat penyimpanan arca masih utuh. Kacanya tidak dipecahkan oleh pencuri, tapi pintu yang menempel di dinding dan menjadi akses masuk ke dalam lemari penyimpanan dirusak, kemungkinan menggunakan linggis.

Arca Buddha dari perunggu yang raib terletak di dalam lemari ini, berada di antara benda bersejarah lainnya. Yakni, buli-buli di pajang di bagian kiri dan replika arca Buddha Maitreya di sisi kanan. Arca hilang itu berada di antara dua benda bersejarah ini. Akibat lenyapnya arca ini, kayu tatakan arca kini kosong.

Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Abdul Ghafur melalui Direktur Reskrim Polda Sumsel, Kombes Pol Artsianto Darmawan, mengatakan, belum menerima laporan dari pihak museum dan hingga saat ini masih menunggu penjelasan. Tetapi sebagai pihak berwajib pihaknya tetap melakukan penyelidikan dan penyidikan.

Direskrim menduga, kuat kemungkinan ada keterlibatan orang dalam dan perlu didalami. Bisa saja penjualan ini melibatkan para pelaku yang sudah memiliki jaringan atau semacam sindikat. “Sehingga jika ada laporan maka hilangnya benda bersejarah itu akan segera kita usut. Kita akan mendatangkan saksi ahli atau orang yang ahli dibidangnya untuk memberikan keterangan dan kita akan segera melakukan penyidikan,” katanya.

Satu keanehan adalah pintu masuk ke gedung yang diberi terali besi tidak dirusak sama sekali. Informasi yang berhasil dihimpun Sripo, jajaran Intelkam Poltabes Palembang telah mendatangi lokasi dan mengindetifikasi TKP.

Sementara Kepala UPTD Museum, M Syafei Wahid, mengatakan, setelah melakukan inventaris benda-benda bersejarah di museum, pihaknya akan segera melapor ke Polsekta Sukarame, Kamis (12/3) pagi. “Kita akan segera melaporkan kejadian ini,” ujarnya. (ndr/ahf)

0 komentar:

Posting Komentar

isi komentar

 
Powered By Blogger | Portal Design By Trik-tips Blog © 2009 | Resolution: 1024x768px | Best View: Firefox | Top